Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diperkirakan 25 Pekerja Freeport Masih Terjebak di Reruntuhan Terowongan

Kompas.com - 16/05/2013, 06:17 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

TIMIKA, KOMPAS.com — Hingga Rabu (15/5/2013) petang, 14 korban reruntuhan terowongan tambang bawah tanah Big Gossan Mil 74 Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, sudah dievakuasi tim Emergency Response Group PT Freeport Indonesia. Diperkirakan sekitar 25 pekerja lain belum terevakuasi. Proses penyelamatan tak menggunakan peralatan berat.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Rozik B Soetjipto, melalui siaran pers mengatakan, jumlah pekerja yang masih terjebak di reruntuhan adalah angka perkiraan perusahaan. Sementara dari 14 pekerja yang sudah dievakuasi, 10 orang dalam kondisi selamat dan empat yang lain meninggal.

Rozik mengatakan, Freeport akan merujuk 5 korban selamat dengan luka serius ke Jakarta. Rencananya, mereka diterbangkan Kamis (16/5/2013). Sebelumnya, satu korban selamat dengan luka serius atas nama Muhtadi sudah terlebih dahulu dirujuk ke Jakarta.

Dari pantauan Kompas.com saat mengikuti kunjungan kerja DPRD Mimika ke Distrik Tembagapura, para korban selamat yang dirawat di Rumah Sakit SOS Tembagapura terlihat mengalami luka serius di bagian kaki dan lengan. Dalam kunjungan itu, 7 pasien sempat dijumpai.

Menurut seorang perawat di RS SOS, ada 2 pekerja yang kondisinya masih kritis dan menjalani perawatan intensif di ruang ICU. Selain menjenguk korban selamat, rombongan anggota DPRD Mimika yang dipimpin wakil ketua DPRD Mimika, Karel Gwijangge, juga sempat mengunjungi gendung Sport Hall, tempat penyemayaman 4 jenazah pekerja sebelum dikirim ke kampung halaman masing-masing.

Di Gedung serbaguna tersebut terlihat cukup banyak pekerja dan kerabat yang melayat. Terkait desakan untuk mempercepat upaya evakuasi para pekerja yang terjebak, Rozik dalam siaran pers-nya mengatakan sudah menerjunkan 200 tenaga penyelamat di lokasi kejadian. "Upaya penyelamatan menjadi lebih sulit karena terbatasnya ruang di dalam terowongan dan adanya risiko runtuhan susulan," kata dia.

Rozik menambahkan, tim penyelamat hanya bisa menggunakan peralatan ringan dan manual seperti penghancur batu, gergaji, dan kereta dorong. "Bukan alat-alat berat," jelasnya.

Berikut nama pekerja yang sudah berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat hingga Rabu (15/5/2013) sore, yakni Muhtadi, Kenny Wanggai, Ahmad Rusli, Andreas Lambert Msen, Florentinus Kakapu, Alham, Leonardus Sparta, Hasbullah, Towali, dan Rudi Sitorus. Sementara nama pekerja yang meninggal dunia yakni Matius Marandop, Selpinus Edowai, Aan Nugraha, dan Yopinus Tabuni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

    Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

    Whats New
    Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

    Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

    Whats New
    Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

    Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

    Whats New
    IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

    IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

    Whats New
    Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

    Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

    Work Smart
    Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

    Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

    Whats New
    Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

    Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

    Whats New
    Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

    Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

    Whats New
    Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

    Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

    Whats New
    Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

    Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

    Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

    Whats New
    Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

    Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

    Whats New
    Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

    Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

    Spend Smart
    9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

    9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com